Thursday, May 20, 2010

Pada kitab Visuddhimagga 601, cara kerja karma dibagi menjadi:
1. Karma yang menyebabkan kelahiran.

Pada saat kelahiran, seseorang tidak dapat menentukan sendiri agar dapat lahir dengan bentuk tubuh tertentu, jenis kelamin tertentu dan sebagainya. Apa yang didapat pada saat kelahiran adalah mutlak buah karma yang telah pernah diperbuat dalam kehidupan sebelumnya. Lahir sebagai lelaki atau wanita, lahir sempurna atau cacat adalah hasil kerja karma yang melahirkan berdasarkan timbunan karma baik maupun buruk yang dimilikinya.


2. Karma yang mendukung buah karma yang tengah dialami.

Kerja karma jenis kedua ini adalah memberikan tambahan atas karma yang muncul pada saat kelahiran. Apabila seorang anak lahir dengan lebih banyak memiliki karma baik sehingga ia mempunyai bentuk tubuh indah, sehat, ganteng / cantik, dan sempurna maka karma yang mendukung memberikan nilai tambah lagi yaitu, misalnya ia lahir dalam keluarga kaya raya, keturunan yang terhormat, dan seterusnya.

Sebaliknya, anak yang lahir dengan timbunan karma buruk yang cukup banyak sehingga ia memiliki tubuh cacat, wajah buruk maka akan ditambah pula dengan kelahirannya di keluarga pra sejahtera, dan kondisi keluarga yang amburadul.

Inti kerja karma ini adalah jika seseorang lahir bahagia maka akan ditambah kebahagiaannya; bila saat lahir sudah menderita maka ditambah pula menderitaannya.


3. Karma yang mengurangi buah karma yang sedang dialami.

Kehidupan bahagia dan tambah bahagia serta mereka yang menderita semakin menderita ternyata masih dapat diperbaiki. Kebahagiaan dapat ditingkatkan dan penderitaan dapat dikurangi. Inilah yang menjadi tugas karma jenis ini. Namun, tugas tersebut harus dilaksanakan sendiri. Artinya, mereka yang ingin tambah bahagia dan menghindari penderitaan harus mampu melakukan perbuatan baik. Ada banyak perbuatan baik yang dapat dilaksanakan. Dalam bagian lain makalah ini nanti akan dibahas satu demi satu.

Pengertian tentang cara kerja karma jenis inilah yang akan dapat memberikan makna dalam kehidupan. Orang akan terdorong untuk melakukan kebajikan karena menyadari bahwa buah kebahagiaan akan dialami sendiri. Sebaliknya bila ia mengalami kesulitan, ia tidak akan putus asa karena sadar bahwa ia sendirilah yang dapat mengubah tangis menjadi tawa. Dari sinilah semangat hidup dapat dibangkitkan. Dari sini pula dibangkitkan kelebihan manusia sebagai penentu suka duka hidupnya sendiri. Tidak akan ada kekecewaan di kala menderita; tiada kesombongan di kala suka karena orang telah menyadari bahwa segala suka dan duka yang dialami adalah hasil perbuatannya sendiri.


4. Karma yang memotong karma yang menyebabkan kelahiran.

Perubahan yang sangat drastis akibat perbuatan sendiri dapat menimbulkan jalan hidup yang bertentangan dengan karma yang dialami sewaktu dilahirkan. Seseorang yang sempurna tubuhnya dan lahir dari keluarga bangsawan namun ia suka mabuk-mabukan akan dapat mengakibatkan dia menderita selamanya, misalnya apabila ia mengalami kecelakaan lalu lintas yang berakibat cacat seumur hidup. Dengan demikian, hilang kesempurnaan tubuhnya dan tidak ada lagi arti keturunan bangsawan yang dimilikinya.

Sebaliknya orang yang buruk wajahnya dan lahir dikeluarga miskin, namun ia rajin dan penuh kejujuran maka ia dapat memperoleh kepercayaan dari atasannya untuk jabatan penting tertentu dalam suatu perusahaan, misalnya. Jabatan penting yang dipercayakan kepadanya akan dapat memperbaiki kondisi ekonominya yang semula sulit. Jabatan itu juga menyebabkan ia menjadi orang terhormat yang bertolak belakang dengan keadaan yang dialaminya sewaktu ia dilahirkan.

Dengan mengerti cara kerja karma di atas, maka segala perbuatan baik dan buruk yang kita lakukan adalah termasuk dalam jenis karma kelompok ketiga: Karma yang mengurangi buah karma yang sedang dialami. Apabila banyak perbuatan baik yang kita lakukan, maka kebahagiaan dapat terus ditingkatkan dan penderitaan dapat dikurangi. Sedangkan perbuatan jahat harus dihindari karena akan dapat menurunkan kebahagiaan dan meningkatkan penderitaan yang tengah dialami. Inilah kunci penting perubahan karma.

Oleh : Bhante Uttamo Mahathera

sumber buddh1st community in Tangerang

0 komentar:

Post a Comment